Catatan Lebah Muda

Catatan kecil pemuda di kaki langit

Minggu, 23 Juni 2013

Suatu Hari




Suatu hari, jalan-jalan kian sepi
Pemuda-pemudi naik lagi ke tempat sembunyi
Tak ada lagi yang resah melihat pengemis di pinggir jalan cikini
Aku masih belum lupa dengan wajah-wajah memelas pedagang di stasiun UI
Akupun masih belum lupa wajah penjaja rokok dan miras yang masih muda-mudi
Jalan semakin jauh, aku menjauh, di tempat yang lain lagi
Suatu ketika, kelas-kelas telah sepi
Pemuda-pemudi menghilangkan diri
Guru tak lagi berarti
Bercuap dan berteriak mengabdi namun seolah tiada arti
Dimana muda-mudi?
Dimana anak ibu pertiwi?
Yang dulu gagah bernyanyi dan bersaksi
Kini tak lagi terdengar berbunyi
Dimana muda-mudi?
Dimana anak ibu pertiwi?
Yang dulu mencari ilmu kesana kemari
Kini guru hampir mati mencari mereka kesana-sini
Jalan-jalan telah sepi, menara-menara pemuas hati sesak terpenuhi
Katakan pemudamu telah pergi, katakan anak-anak ibu pertiwi sudah mati.
Menangislah ibu-ibu di malan hari
Mengamati buah hati yang sibuk mencari kopi
Harap dalam doa dan cinta ibu-ibu malam ini
Anaknya turun dan menyapa pejalan kaki
Memberi setidaknya sebuah senyuman di kelas-kelas pagi.
Pemuda-pemudaku, sapalah rakyatmu di pinggir jalan-jalan sore hari
Pemuda-pemudaku, masuklah kelas pagi-pagi.
Pemuda-pemudaku, masuklah masjid tiap adzan memanggil
Pemuda-pemudaku, penuhilah gereja ahad pagi
Pemuda-pemudaku, bangunlah subuh-subuh.

Dien Iqbal
Jakarta, 24 Juni 2013, 12:52 AM



Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar