Dalam berbagai
kisah, cerita, hikayat beri satu cerita tentang ibu yang tak berhati tak
berkasih pada buah hati. Pasti akan sulit menemukannya, atau bahkan tidak akan
pernah ditemukan yang demikian. Ya, ibu, bunda, mama sosok yang takkan pernah
pudar dan berkurang cintanya pada buah hati. Tapi sudah sejauh manakah kita sebagai seorang buah hati yang beranjak remaja telah memberikan seberkas
senyuman padanya? Apakah sudah? Atau belum?
Mari berkaca, merefleksikan diri
bagaimana balas cinta kita pada ibunda yang selama ini telah memberikan
segalanya bagi kita. Ibunda, yang telah merelakan bertambah berat tubuhnya kala
9 bulan mengandung kita, ibunda yang rela bertaruh nyawa saat melahirkan kita,
ibunda yang telah merelakan uangnya habis untuk biaya hidup dan pendidikan
kita, ibunda yang telah rela memberikan perhatian berlebih pada kita, ibunda
yang tiada putus cintanya pada kita mesti kita telah banyak mengecewakannya,
ibunda yang kasihnya tak berujung meski seringkali kita tak mampu memenuhi
impiannya. Dan sudahkah kita berlaku sama pada ibunda kita? Memberikan yang
terbaik baginya sebagaimana yang telah ia berikan pada kita? Jika kita tahu
bahwa dalam setiap agama yang ada di dunia bahwa perintah untuk memuliakan ibu
merupakan salah satu perintah paling utama. Dan sudahkah kita menjalankan
perintah dan kewajiban yang diberikan oleh agama kita?
Mari kawan coba kita dalami
lebih jauh kepekaan nurani kita sebagai seorang pemuda dan calon pemimpin
bangsa, bagaimana mungkin bangsa ini akan menjadi yang besar sementara
calon-calon pemimpinnya belum memenuhi kewajibannya kepada orangtua terutama
ibunda. Mari kawan kita bawa semangat Indonesia optimis dengan mengawali derap
langkah kita bersama restu orangtua terutama ibunda. Mari memulai Indonesia
yang maju dengan memuliakan ibunda.
Dien Iqbal, 6
Juli 2012 6.32 PM
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO