Cinta, sajak beku bermakna tak jua temu tafsir sederhana
berpadu padan.
Senja adalah gambaran-gambaran sederhana tentang sore.
Senja adalah tafsir dikala merekah bunga-bunga malam berbaur
deru burung kembali ke rumah.
Berpulang duka yang jauh dari petualangan alam raya.
Tak jauh dinyana Nampak suram semuram-muramnya muram si
penunggu pematang tepi sawah.
Ia tahu bahwa telah pergi cintanya bersama burung-burung
yang kembali ke rumah.
Ia percaya, akan kembali esok ria bersama burung-burung
kembali ke sawah luas.
Senja tiba, sendu datang, gelap menghampar.
Semua hitam, menghitam dan sehitam kepala kepala yang
terbakar terkena meriam.
Cinta adalah teman senja, senja yang suram.
Cinta adalah teman pagi, pagi yang ceria.
Kita tak sedang bersajak tentang cinta dan dunia.
Kitapun tak sedang bersajak tentang cinta dan derita.
Tapi kita bercerita tentang kala senja antara kita dan
terang selepas lelap yang pasti.
Kita tak bicara tentang hidup yang mudah.
Kitapun tak sedang bicara mengenai tawa sekarang.
Tapi kita berkisah tentang kita, aku, kamu dan kesederhanaan
pagi di ujung matahari yang tersipu malu membuka tabir malam.
Kita adalah kita, aku dan kamu.
Dalam sederhana, mengendap di malam kala terlelap, bermimpi
dan bekerja. Sederhana.
Sesederhana lesung yang patah ditempa bunda pagi hari.
Kita adalah aku dan kamu. Kamu dan aku tak ada, tapi kita
ada.
Dalam senja, menjemput malam, bersama pagi.
Di tepian pematang yang sama, menunggu burung-burung terbang
berlarian.
Cinta adalah senja, malam, dan pagi. Kita adalah cinta.
Dien Iqbal, 14 okt 2012, 12.54 AM
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO