Catatan Lebah Muda

Catatan kecil pemuda di kaki langit

Rabu, 29 Agustus 2012

Rokok? Indonesia dalam Lingkaran Setan




        Industri rokok, tidak bisa dipungkiri merupakan salah satu industry terbesar dan penghasil devisa paling signifikan bagi Indonesia. Banyak orang yang bilang bahwa Indonesia tidak akan bisa hidup tanpa industri rokok. Apakah benar? Bisa jadi aktivis dan pegiat anti rokok dan tembakau perlu hasil penelitian dan fakta yang lebih banyak untuk membuktikan bahwa Indonesia bisa hidup tanpa rokok. Tapi satu hal yang perlu kita ketahui dan kita sadari bahwa industri rokok terutama di Indonesia merupakan suatu akibat dari lingkaran setan industri rokok dunia yang dimiliki oleh asing.

               Ada dua hal yang seringkali kita tidak sadar. Pertama, secara tidak sadar kita kembali telah dijajah secara nyata melalui reduksi kesehatan, gawatnya sasaran marketing mereka tidak lagi pada orang dewasa, tapi juga remaja bahkan anak-anak yang secara jelas belum teredukasi dengan baik dan sayangnya belum ada upaya massif dari pemerintah untuk mengedukasi secara luas untuk mengurangi konsumsi rokok bagi anak-anak dibawah umur. Kedua, bangsa Indonesia seringkali berbangga apabila kita berhasil mengikuti jejak langkah barat atau melakukan hal-hal yang terkait dengan Amerika dan Eropa. Dalam hal rokok dan regulasi tembakau apakah sudah? Atau bagaimanakah sebenarnya yang terjadi di dunia barat terkait dengan regulasi tembakau ini? mari kita simak sejenak film dokumenter yang menurut saya seharusnya membuat malu bangsa kita terutama remaja “budak” rokok. Selamat menyaksikan. J





Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Jumat, 03 Agustus 2012

Apa yang Membuat Hidup Menjadi Bermakna?




         Hidup, sebuah abstrak tak tertembus logika. Apa yang dirasa kadang menjadi pertanyaan seperti apa bentuknya dan bagaimana rasanya. Suatu ketika, ada beberapa orang bertanya, apa itu kehidupan, bagaimana kehidupan itu seperti, dan mengapa kita hidup? Banyak orang telah salah memaknainya, mengambil cara dan jalan yang tak semestinya karena gagal memaknai.


         Sedikit bercerita tentang beberapa orang yang gagal dalam hidupnya, ada seorang pemuda yang mendasarkan hidupnya pada harta, materi, foya-foya. Pada suatu hari, ia menghabiskan uang pemberian orangtuanya dengan mabuk-mabukan. Di perjalanan pulang ia mengalami kecelakaan fatal hingga menyebabkan kelumpuhan permanen pada kedua kakinya. Segala macam upaya dilakukan untuk menyembuhkan kelumpuhannya, besar biaya yang telah dihabiskan untuk pengobatannya, namun hasilnya sia-sia, kelumpuhannya tidak dapat disembuhkan. Dalam keputusasaan dia merenungi hakikat kebenaran kehidupannya. Kosong ia rasa, hampa baginya. Karena setalah kelumpuhannya ia tak lagi mampu melakukan hal-hal foya-foya yang biasanya ia lakukan. Teman-temannya pergi meninggalkannya. Ya, ia baru saja menyadari bahwa hidupnya tersia-siakan, kosong, tak bermakna karena kecintaannya yang berlebih pada harta, materi dan keberadaan.


         Berlanjut ke kisah kedua, seorang pemulung tua hidup di bantaran sungai. Hidupnya sederhana asal cukup makan sehari untuk istri dan dua orang anaknya yang masih bersekolah. Sehari-hari ia bekerja keras membanting tulang untuk menyambung hidup keluarga dan sekolah anak-anaknya. Semua ia jalani dengan ikhlas denga tak lupa mengajarkan kepada keluarganya agar turut ikhlas pula. Semua ia lakukan karena cinta dan keikhlasan. Ia percaya bahwa pada suatu saat akan tiba masa pada keluarganya untuk menjadi lebih baik dengan kerja kerasnya saat ini. Hari demi hari pemulung tua dan keluarganya itu menjalani kehidupan mereka dengan semangat, tanpa keluhan dan penyesalan. Hidup mereka penuh warna, dan kebahagiaan.
        
        Hikmah apa yang bisa kita ambil dari dua kisah manusia tersebut? Ya, hidup ini bukan soal harta, materi, kekuasaan, pangkat, jabatan. Hidup jauh lebih besar daripada itu, makna kehidupan akan kita sibak pada hal-hal kecil yang kita beri setiap hari dan secara teratur kita bangun pada lingkungan terdekat dan orang-orang sekitar kita. Cinta yang sederhana, keikhlasan yang merekatkan. Karena manusia lemah maka kepada Tuhan, ketiadaan, dan kematianlah kita kembali.


         Hingga sampai pada akhir kita akan bertanya dan menjawab, Apa yg lbh baik dari mencintai ketidakberadaan, kematian, dan Tuhan? Tak ada, ketiganya lah kunci kebahagiaan. :) 


Dien Iqbal, 8 Agustus 2012                     4.37 PM

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO